Penguatan Peran TPPK Sekolah Adipangastuti: Pelatihan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan

Semarang, 30 September – 1 Oktober 2025 — Dalam upaya memperkuat perlindungan terhadap peserta didik dan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan berkarakter, Solo Bersimfoni bekerja sama dengan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah mengadakan Pelatihan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan untuk TPPK pada Sekolah Adipangastuti di Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari di BBPMP Provinsi Jawa Tengah, diikuti oleh 25 Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) dan Kepala Sekolah Adipangastuti dari 12 Cabang Dinas Pendidikan di Jawa Tengah.
Kegiatan ini diawali dengan laporan dari Direktur Eksekutif Solo Bersimfoni, M. Farid Sunarto, S.Pd., M.Si., kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Direktur Pencegahan BNPT RI, Prof. Dr. Irfan Idris, M.A., dan dibuka oleh Kepala Bagian Umum BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Mohammad Adi Hartono, S.E., M.M.. Dalam sambutannya, Prof. Idris mengatakan bahwa kegiatan pelatihan penanganan kekerasan untuk Sekolah Adipangastuti yang dilakukan Solo Bersimfoni merupakan wujud nyata pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstremisme (RAN PE) serta Rencana Aksi Daerah Pencegahan Ekstremisme (RAD PE) di Jawa Tengah. “Pada RAN PE jilid 2, ada pilar mengenai perlindungan anak dan perempuan, harapannya Sekolah Adipangastuti hadir sebagai contoh implementasi di satuan pendidikan dan menjadi teladan di seluruh Indonesia,” lanjutnya. Beliau juga mengatakan bahwa guru menjadi garda terdepan dalam membangun budaya damai, menanamkan nilai toleransi, serta mencegah berbagai kekerasan maupun potensi kekerasan di sekolahnya. Sehingga guru harus mendapatkan pemahaman dalam pencegahan dan penanganan kekerasan.
Selama dua hari, peserta dan observer didampingi oleh dua fasilitator nasional (Fasnas) Penanganan Kekerasan dari Puspeka Kemendikdsmen RI, Ibu Farida Widyawati, S.Kom., M.Si. dan Bapak M. Farid Sunarto, S.Pd., M.Si., memberikan 25 JP materi yang dibagi dalam dua kali pertemuan. Pertama, pertemuan daring selama 2 JP dengan pre-test dan materi dasar. Kemudian, pertemuan tatap muka selama 23 JP dengan materi selanjutnya. Semua peserta dari Sekolah Adipangastuti dan observer dari Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, mendapatkan sertifikat sebagai dasar melakukan penanganan dan pencegahan kekerasan di satuan pendidikannya masing-masing. Harapannya, pelatihan ini menjadi langkah strategis untuk menyelaraskan pemahaman, meningkatkan kapasitas, serta merumuskan langkah-langkah sistematis dalam penanganan kasus kekerasan di lingkungan sekolah.
Peserta dari 12 Cabang Dinas, Hadir sebagai Representasi Komitmen Bersama
Sebanyak 12 Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah hadir dan terlibat sebagai observer, memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan pelatihan. Kehadiran Cabdin menjadi sinyal kuat adanya keseriusan dari berbagai lini untuk menjadikan Sekolah Adipangastuti sebagai pelopor sekolah ramah anak dan bebas kekerasan.
Sekolah yang menjadi peserta pelatihan adalah SMAN 1 Bergas Kab. Semarang, SMAN 1 Mranggen Kab. Demak, SMAN 1 Batangan Kab. Pati, SMA Muhammadiyah 1 Pati, SMAN 1 Geyer Kab. Grobogan, SMAN 1 Randublatung dan SMAN 1 Cepu dari Kab. Blora, SMAN 2 Salatiga, SMAN 1 Gemolong Kab. Sragen, SMAN 1 Sragen, SMAN 1 Sukodono Kab. Sragen, SMAN 1 Wonogiri, SMAN 1 Sumberlawang Kab. Sragen, SMAN 1 Karanganyar, SMAN 1 Mojolaban Kab. Sukoharjo, SMAN 1 Parakan Kab. Temanggung, SMAN 1 Dukun Kab. Magelang, SMAN 1 Wadaslintang Kab. Wonosobo, SMAN 1 Karangkobar Kab. Banjarnegara, SMAN 1 Losari Kab. Brebes, SMAN 1 Tegal, SMAN 3 Pemalang, SMAN 1 Bawang Kab. Batang, dan SMAN 1 Gemuh Kab. Kendal.
Dalam kegiatan pelatihan ini, peserta dan observer mendapatkan penguatan dalam tiga aspek utama. Pertama, pemahaman regulasi dan peran TPPK. Sesi ini menjelaskan tugas dan tanggung jawab TPPK berdasarkan regulasi terbaru, termasuk Permendikbudristek No. 46 Tahun 2023. Peserta diajak memahami prosedur pelaporan, perlindungan korban, serta pentingnya membangun sistem pelaporan yang aman dan terpercaya di sekolah. Kedua, simulasi penanganan kasus dan mediasi. Pada sesi ini, peserta melakukan studi kasus dan simulasi penanganan kekerasan, baik kekerasan verbal, fisik, seksual, maupun perundungan. Sesi ini mengasah sensitivitas dan keterampilan komunikasi peserta dalam menangani situasi krisis secara bijak, cepat, dan berpihak pada korban. Ketiga, strategi pencegahan dan budaya sekolah positif. Sesi terakhir ini mengajak diskusi kelompok, peserta merumuskan strategi pencegahan berbasis budaya sekolah yang berlandaskan nilai-nilai Hasthalaku, karakter inti Sekolah Adipangastuti. Pencegahan tidak hanya dimaknai sebagai larangan, tetapi dibangun melalui keteladanan, komunikasi terbuka, dan partisipasi semua pihak, termasuk siswa.
Peran kepala sekolah sebagai pengarah dan penanggung jawab utama di satuan pendidikan menjadi sorotan penting. Dalam pelatihan ini, kepala sekolah didorong untuk tidak hanya mendukung TPPK, tetapi juga membangun sistem perlindungan anak sebagai bagian dari manajemen sekolah secara menyeluruh.
Sekolah Aman, Anak Terlindungi
Di akhir kegiatan, seluruh peserta diajak berdiskusi untuk membuat kesimpulan apa saja materi yang sudah diberikan dan bisa disampaikan ke sekolah masing-masing. Sehingga, pelatihan ini bisa menjadi dasar yang bagus untuk sekolah melakukan pencegahan kekerasan dan jika terjadi kekerasan, penangannya dilakukan dengan baik dan memberikan ruang aman dan nyaman bagi korban. Sebagai tindak lanjut sistemik, Cabang Dinas juga menyatakan komitmen untuk melakukan pendampingan dan monitoring berkala terhadap pelaksanaan TPPK di sekolah-sekolah Adipangastuti.
Kegiatan pelatihan ini ditutup oleh Direktur Operasional Solo Bersimfoni, Dr. Didik Prasetyanto, S.E., M.H.. Beliau mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta dan observer dalam rangkaian pelatihan ini, dimulai dari pelatihan secara daring sampai pelatihan tatap muka selama dua hari. Harapannya, peserta dapat melakukan pelatihan dan sosialisasi pada sekolah masing-masing tentang materi yang sudah diterima.
Pelatihan ini menjadi bagian penting dari upaya menjadikan Sekolah Adipangastuti bukan hanya sebagai sekolah yang berkarakter, tetapi juga sebagai ruang tumbuh yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan. Dukungan dari fasilitator nasional, keterlibatan kepala sekolah, serta sinergi lintas Cabdin menjadi kunci sukses keberlanjutan gerakan perlindungan anak di satuan pendidikan. Dengan semangat kolaboratif ini, diharapkan seluruh Sekolah Adipangastuti di Jawa Tengah dapat menjadi teladan dalam menciptakan budaya sekolah yang aman, nyaman dan sehat bagi seluruh warga sekolahnya.