Close

November 5, 2024

Gelar Karya Sekolah Adipangastuti; Praktik Baik Hasthalaku di 63 SMA se-Jawa Tengah

Pada Kamis 24 Oktober 2024, Solo Bersimfoni mengadakan kegiatan Gelar Karya Program Sekolah Adipangastuti yang diikuti oleh 63 SMA di Jawa Tengah di SMAN 1 Semarang. Gelar Karya ini dilaksanakan sebagai apresiasi kepada SMA pelaksana Sekolah Adipangastuti sejak tahun 2019 s/d 2024.

Kegiatan diawali dengan pembukaan yaitu laporan oleh Direktur Eksekutif Solo Bersimfoni, Bapak M Farid Sunarto, S.Pd., M.Si, kemudian dilanjutkan sambutan oleh Ibu Afnia Sari dari Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2) dan pembukaan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Ibu Dr Uswatun Hasanah, S.Pd., M.Pd., serta Keynote Speaker dari Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek RI, Bapak Indra Budi Setiawan.

Program Sekolah Adipangastuti adalah program yang diinisiasi oleh Solo Bersimfoni didukung oleh Puspeka Kemendikbudristek, Bappenas, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Pemerintah Australia melalui program AIPJ2. Landasan program ini adalah implementasi Perpres No. 7/2021 tentang RAN PE, khususnya Pilar Pencegahan subprogram kesiapsiagaan di lingkungan pendidikan yaitu mengintegrasikan kurikulum SMA dengan RAN PE. Program ini bertujuan untuk membangun toleransi dan perdamaian dengan membangun nasionalisme kebangsaan menggunakan nilai-nilai budaya lokal.

Direktur Eksekutif Solo Bersimfoni, M. Farid Sunarto mengatakan “Program Sekolah Adipangastuti berlandaskan pada kebijakan Kemendikbudristek, khususnya Puspeka dalam pembentukan karakter Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) projek tematik dan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).”  Lebih lanjut Farid menyampaikan bahwa program ini menjadi contoh praktik baik yang harapannya bisa mempengaruhi sekolah lain.

Kegiatan Gelar Karya Sekolah Adipangastuti dilaksanakan untuk berbagi praktik baik implementasi Sekolah Adipangastuti kepada sekolah pelaksana lainnya. Kegiatan ini menampilkan pertunjukan praktek baik terpilih dari SMA Program Sekolah Adipangastuti, pameran praktik baik program, lokakarya optimalisasi input praktik baik Sekolah Adipangastuti di Platform Nasional PVE KHUB. Kegiatan terakhir tersebut dipandu oleh tim K-HUB dari Peace Generation Indonesia.

 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Ibu Dr Uswatun Hasanah, S.Pd., M.Pd., menyampaikan dukungannya baik secara pribadi maupun kelembagaan terhadap pelaksanaan Program Sekolah Adipangastuti di 63 SMA se-Jawa Tengah. Beliau mengatakan bahwa dengan pelaksanaan Sekolah Adipangastuti, sekolah akan diuntungkan karena membantu implementasi Permendikbud No 46 Tahun 2023 tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan pendidikan. “Semoga hasthalaku bisa diimplementasikan tidak hanya menjadi hafalan”, tambahnya. Ibu Uswatun juga menyampaikan pesan dari Bapak Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (Purn) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M, yang berhalangan hadir dan menitipkan doa semoga agenda hari ini diberi kelancaran.

Sebagai Keynote Speaker mewakili Kepala Puspeka Kemendikbudristek RI, Bapak Indra Budi Setiawan, yang bertugas mengawal modul pencegahan kekerasan seksual di sekolah, mengatakan bahwa keragaman budaya Indonesia yang memiliki lebih dari tiga ratus suku bangsa bisa menjadi potensi perbedaan dan menyebabkan pergesekan bahkan intoleransi. Intoleransi ini juga terjadi di lingkungan pendidikan, oleh karena itu ditetapkan Tiga Dosa Besar Pendidikan yaitu intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan. Kemudian Puspeka dibentuk untuk mengawal penguatan Profil Pelajar Pancasila serta penanganan dan pencegahan isu kekerasan. Selain itu juga mencakup topik inklusivitas dan kesetaraan gender, yang kesemuanya berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan pada Sekolah Adipangastuti. Harapannya, satuan pendidikan menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua orang, baik tenaga pendidik, guru dan siswa. “Hasthalaku bisa menjadi salah satu cara pencegahan kekerasan di sekolah”, lanjutnya.

Dalam Gelar Karya juga menampilkan pentas pertunjukan terpilih dari empat belas SMA pelaksana Sekolah Adipangastuti, yaitu Tari Silakupang dari SMAN 3 Pemalang, Pantomim Teater Brastomolo dari SMAN 1 Gemolong, Macapat Adipangastuti dari SMAN 1 Wonogiri, Tari Hasthalaku Ambrastha Angkawa dari SMAN 1 Kebumen, lagu Satu Hati Bertoleransi dari SMAN 1 Semarang, Tari Kreasi 3G LEPAT dari SMAN 3 Boyolali, Mars Adipangastuti dari SMAN 3 Sragen, Tari Tradisional dari SMAN 6 Surakarta, Tari Kreasi dari SMAN 1 Sragen, Tari Panjisaka dari SMAN 1 Purwanegara, Tari Topeng Brebes dari SMAN 1 Losari, Tari Martani dari SMAN 1 Bawang, tari Gumregahing Kelir ing Angkoso dari SMAN 1 Karangkobar dan Tari Kapuk Karaban dari SMA Muhammadiyah 1 Pati. Selain itu, juga diumumkan pemenang lomba menyambut Gelar Karya yaitu Lomba Artikel, Lomba Video Reels, Lomba Film dan Lomba Konten Feed Instagram.

Sekolah Adipangastuti adalah sekolah toleran berbasis budaya hasthalaku yaitu delapan nilai perilaku budaya lokal yang terdiri dari Gotong Royong, Guyub Rukun, Grapyak Semanak, Lembah Manah, Ewuh Pekewuh, Pangerten, Andhap Asor dan Tepa Selira. Program ini telah diimplementasikan pada 63 SMA se-Jawa Tengah sebagai program ko-kurikuler dan kurikulum merdeka berbasis projek tematik, dengan dukungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Tema yang diangkat tiap sekolah berbeda-beda, antara lain: bangunlah jiwa raganya, bhineka tunggal ika, kearifan lokal dan suara demokrasi dengan mengakomodasi pengetahuan literasi, digitalisasi, media sosial, serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang adaptif dengan Era 4.0.

Program Sekolah Adipangastuti Lanjutan (2024/2029)

Setelah 2024, Program Sekolah Adipangastuti akan terbagi dalam lima program:

  1. Program cakap digital melalui empat pilar, yaitu digital skills, digital culture, digital ethics dan digital safety.
  2. Program optimalisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Artificial Intelligence yang mendukung pembelajaran dan tugas-tugas perkantoran sekolah.
  3. Program Ketrampilan TPPK (Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan) atau PPKSP sesuai Permendikbudristek No. 46/2023.
  4. Program implementasi budaya hasthalaku di sekolah melalui pendekatan “brokoli dalam pasta” yang mendorong literasi dan digitalisasi.
  5. Meningkatkan engagement praktik baik tiap sekolah dalam platform jaringan media nasional melalui Knowledge Hub (K-Hub) Peace Gen Indonesia dan I-KHub BNPT.

 

Ditulis oleh : Tia Brizantiana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *