“KONTRIBUSI REMAJA MILENIAL untuk PENGUATAN KEBANGSAAN melalui PENERAPAN NILAI-NILAI HASTHALAKU”
Webinar Wisuda Program Sekolah Adipangastuti
Kamis, 17 Desember 2020
Pada tanggal 17 Desember 2020, Solo Bersimfoni menyelenggarakan wisuda Program Sekolah Adipangastuti secara daring dengan tema “Kontribusi Remaja Milenial untuk Penguatan Kebangsaan melalui Penerapan Nilai-Nilai Hasthalaku”. Adipangastuti adalah model sekolah toleransi berbasis budaya yang sudah diterapkan selama dua tahap yaitu tahun 2019 dan 2020 dan di tahap ini telah dilakukan selama bulan Juli-Desember 2020. Bapak Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P. hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini sekaligus untuk mengukuhkan lima sekolah percontohan di Solo Raya sebagai Sekolah Adipangastuti.
Kegiatan diikuti oleh sekiranya 1466 guru dan siswa dari sekolah percontohan Adipangastuti periode 2019 di Kota Solo yaitu SMAN 1 Surakarta dan SMAN 6 Surakarta serta tiga sekolah tambahan di periode 2020 di Solo Raya yaitu SMAN 1 Kartasura Sukoharjo, SMAN 3 Sragen dan SMAN 1 Gemolong Sragen. Turut hadir Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah VI Provinsi Jawa Tengah, Suratno, S.Pd., M.Pd., dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah VII, Suyanta, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan dukungan penuh sejak awal penerapan model Sekolah Adipangastuti serta para relawan Sahabat Simfoni yang selama ini mendampingi implementasi program-program Sekolah Adipangastuti.
Dalam pengantarnya Ketua Solo Bersimfoni M. Farid Sunarto menyebutkan bahwa model Sekolah Adipangastuti berisi pendidikan karakter hasthalaku[1] dengan budaya literasi yang dikemas secara menarik bagi remaja milenial. Tema-tema kebaikan kemudian didistribusikan secara digital lewat video, film, blog, konten, podcast, novel, komik dan lainnya. Tak kalah penting adalah branding sekolah untuk mengkampanyekan nilai-nilai hasthalaku melalui poster, leaflet, majalah dinding, hiasan sekolah dan tagline karya guru serta siswa. Peningkatan kapasitas media sosial serta penguatan platform digital juga dilakukan sehingga website dan media sosial sekolah seperti Youtube, FB, IG, Twitter dapat menyuarakan nilai-nilai hasthalaku. “Apalagi terjadinya pandemi Covid-19 telah memaksa siswa dan guru untuk lebih melek digital maka nilai-nilai hasthalaku menjadi sangat penting untuk dipahami dan dilakukan oleh generasi muda agar tercipta toleransi, perdamaian, dan menghargai keberagaman di mana saja termasuk di dunia maya,” kata Farid.
Bapak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan materi menarik berkaitan dengan tantangan berat yang dihadapi generasi muda di era disruptif ini. “Kita harus terbiasa untuk menerima perbedaan sejak dini,” ucapnya sambil menceritakan pentingnya tata krama dalam bermedia sosial dan rasa tanggung jawab ketika menyebarkan sebuah informasi. “Jika hasthalaku dapat benar-benar diterapkan di setiap sekolah saya yakin tidak akan ada lagi perundungan dan permusuhan,” tambahnya.
Webinar ditutup dengan pengukuhan lima sekolah percontohan menjadi Sekolah Adipangastuti oleh Bapak Gubernur. “Nilai-nilai hasthalaku harus ditularkan kepada sekolah-sekolah di wilayah lain, dan itu hanya bisa dilakukan apabila konsepnya dipahami serta diinternalisasi oleh setiap warga sekolah Adipangastuti sehingga akhirnya menjadi budaya yang terbukti baik dan bisa dicontoh.”
Program Sekolah Adipangastuti yang terselenggara atas dukungan Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2) ini direncanakan untuk dua sekolah baru di lingkup Solo Raya pada tahun 2021. Harapannya, program ini juga bisa diterapkan pada sekolah lain di Jawa Tengah.
Ditulis oleh: Tia Brizantiana
[1] Pendekatan budaya dan perilaku yang dikembangkan Solo Bersimfoni menjadikan aspek budaya Jawa (Solo) menjadi instrumen utama dan sebuah model untuk mengubah perilaku intoleran menjadi perilaku yang toleran dan cinta damai. (https://solobersimfoni.org/?page_id=415)