MEMUPUK TOLERANSI MELALUI SEKOLAH ADIPANGASTUTI
Surakarta, Kamis 20 Juni 2019. Solo Bersimfoni mengadakan sosialisasi model sekolah Adipangastuti kepada 50 kepala sekolah dan 50 guru SMA/SMK se-Soloraya. Sekolah ini adalah sebuah model sekolah yang menerapkan sikap perilaku bijaksana, baik, lembut dan sabar dengan dengan menekankan nilai-nilai lokal budaya Jawa (Hasthalaku).
Kegiatan yang diadakan di Bale Tawangpraja Balaikota Surakarta ini turut dihadiri oleh Wakil Walikota Surakarta Achmad Purnomo. “Saya menyambut baik rancangan model sekolah Adipangastuti yang didasarkan pesan toleransi dan anti kekerasan yang dikembangkan oleh Perkumpulan Solo Bersimfoni. Keberadaan sekolah ini diharapkan dapat menyampaikan pesan-pesan positif”, ungkapnya.
Adipangastuti berasal dari kata “adi” yang berarti besar, agung, baik, ideal, sempurna dan kata “pangastuti” yang berarti sikap bijak, baik, lembut, dan sabar. Model Sekolah Adipangasuti ini disusun oleh sebuah tim yang melibatkan perguruan tinggi, instansi pendidikan, pemerintah dan praktisi. “Model sekolah ini memiliki parameter yang sudah ditetapkan sehingga akan lebih mudah diterapkan dan diukur”, kata Ketua Solo Bersimfoni M Farid Sunarto. “Harapannya, para siswa sekolah dan remaja memiliki perilaku dan sikap yang berorientasi pada budaya lokal, dan menjadi sebuah identitas bagi siswa remaja itu sendiri”, imbuhnya.
Suratno selaku perwakilan dari Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Surakarta, mengaku telah mencoba menerapkan nila-nilai yang ada pada kurikulum pembelajaran sebelumnya namun bentuk penerapan nya belum optimal. “Model sekolah ini sangat tepat untuk diterapkan pada tingkat dasar, untuk membentuk kebiasaan yang baik yang akan terbawa hingga dewasa. Contohnya mencium tangan orang yang lebih tua”, ungkapnya. Suratno mengatakan pihaknya siap untuk menerapkan model sekolah Adi pangastuti.
Penulis: Tia Brizantiana